Berita Pusat Bisnis

PPB UIN Raden Mas Said Surakarta Gandeng KPKNL untuk Penentuan Tarif Sewa Aset yang Kompetitif

Senin, 23 Desember 2024   10:05


...


PPB-Jumat (20/12/2024) Pusat Pengembangan Bisnis (PPB) UIN Raden Mas Said Surakarta sukses melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Model Penetapan Tarif Sewa Aset untuk Mendukung Peningkatan Layanan UIN Raden Mas Said Surakarta. Kegiatan ini menghadirkan dua penilai pemerintah ahli muda dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Surakarta, Aditya Wahyu Nugroho dan Prasetya Graha Raharja sebagai narasumber.

 

Kepala PPB UIN Surakarta, Dr. Helmi Haris memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan ini. “Apa yang kita lakukan ini merupakan ikhtiar dalam meningkatkan layanan BLU. Kami menghadirkan beberapa tim teknis yang nanti akan menyusun SK Tarif Layanan Bisnis secara praktis sebelum di review bersama.” Helmi juga menyampaikan bahwa tarif yang berlaku sebelumnya didasarkan pada unit cost perlu disempurnakan dengan melihat perspektif lain, salah satunya dari KPKNL.

 

Materi pertama disampaikan oleh Aditya Wahyu Nugroho, diawali dengan penyampaian konsep dasar penilaian/penaksiran. “Kami di KPKNL adalah pengelola aset BMN, piutang, lelang, dan appraisal pemerintah (fungsional penilai). Tugas kami mempertimbangkan seluruh fakta yg tersedia untuk menemukan nilai,” tuturnya. Aditya juga menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan, seperti identifikasi obyek, baik mesin, dan sewa gedung, maupun data lainnya selengkap mungkin. “Data ini jadi penilai baik buruknya aset atau jasa dibandingkan dengan kompetitor,” tambahnya.

 

“Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi nilai properti, seperti permintaan dan penawaran, fisik dan properti, lokasi dan perletakkan, dan eksternal. Sedangkan karakteristik dari properti ada immobility (tidak dapat dipindahkan), heterogenity (keunikan ukuran, lokasi, dan desain), unliquid (sulit dijual karena proses yang kompleks), durability (ketahanan), dan legal complexity (kepemilikan, izin, dan regulasi),” jelas Aditya lagi. Beliau juga menjelaskan beberapa pendekatan yang digunakan dalam menilai aset, seperti pendekatan pasar, pendekatan pendapatan, dan pendekatan biaya.

 

Kemudian penyampaian materi dilanjutkan oleh Prasetya Graha Raharja dalam teknis penilaian. “Selama ini kami memprioritaskan pendekatan pasar dengan menyesuaikan karakteristik obyek. Tetapi jika pembandingnya tidak ada, maka tidak bisa memakai pendekatan pasar,” tuturnya. Pria yang sering disapa Mas Pras ini juga menyarankan untuk mencari pembanding yang sejenis dan sebanding. “Misal untuk menilai sewa lapangan bola, kita cari lapangan bola juga, bukan lapangan lainnya supaya sejenis. Kalau sebandingnya adalah, apakah kualitasnya sama dengan lapangan yang ada di sekitar, mungkin bisa manahan, kota barat, atau lainnya. Hal ini dilakukan supaya harganya tidak terlalu jomplang. Analogi lainnya seperti sekarang kita beli ponsel, dalam angka tertentu ada yang dilengkapi charger dan ada yang tidak,” jelasnya.

 

Beberapa pertanyaan sempat terlontar dalam diskusi tersebut. Helmi menanyakan terkait aset yang dinilai dengan harga tertentu namun dijual di bawah nilai pasar, apakah termasuk merugikan negara. Mas Pras menjawab, “ada peraturan tertentu untuk pemberian diskon, seperti penyewa UMKM (25%) dan koperasi (50%), bisa dilihat pada PMK No. 115 tahun 2021.” Tetapi beliau juga menekankan perlu ada kebijakan pimpinan yang dibingkai melalui Surat Keputusan Rektor untuk mengakomodir hal tersebut.

 

Pertanyaan kedua dilontarkan oleh Septi selaku manajer Pusat Pengembangan Bisnis, seperti mencari pembanding melalui media daring dan persewaan kendaraan plat merah. Mas Pras menjawab bahwa selama infonya selaras dibanding yang lain (sejenis dan sebanding), maka tidak masalah melalui daring. “Terkait kendaraan plat merah yang disewakan sebetulnya memungkinkan dan sudah ada contohnya. Tetapi nanti berhubungan dengan persepsi masyarakat sehingga berdampak pada penyesuaian harga sewa kendaraan tersebut,” tambahnya.   

 

Para peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Setelah diskusi, acara pun ditutup dengan foto bersama dan penyerahan cenderamata. (hh/ppb)



Artikel lainnya